“Kau berhasil membuat semua wanita
gila, kau menyelamatkanku, dan kau membuat semua orang yang ada disana berfikir
kalau kita adalah pasangan Gay… Aku sudah cukup dengan semua yang terjadi malam
ini.” Saat aku menjauh dari Win, dan aku mengkedipkan mataku padanya. Karena
dia terlalu lucu aku mencupit pipinya dengan lembut dan berkata. “Apa kau siap
untuk pulang, Manis?”
Selamat datang di blog saya, disini saya memposting berbagai cerita yang bertemakan LGBT. Jadi jika anda suka dengan cerita berbau LGBT silahkan membaca di blog saya. Buat yang penasaran juga boleh singgah. hehehe.... Ow ia, buat para writer cerita LGBT juga bisa memasukan ceritanya disini, jika kalian tertarik untuk membagikan cerita kalian disini, kalian bisa langsung mengubungi saya melalui email. ^^
Saturday 31 October 2015
4 : Only Because It's You
Pesan dari penulis: Aku akan
mengupdate jika aku punya waktu jadi terima kasih pada semua pembaca untuk
bersabar dalam menunggunya. Tolong tinggalkan komentar untuk meberitahuku
bagaimana pendapatmu dengan ceritaku.
Terima kasih! ~Jae
Terima kasih! ~Jae
“Ini sudah waktunya.
Berhentilah berdandan dan cepatlah turun.” Knott berteriak kepadaku
melalui telepon sebelum dia mematikannya, dan tidak memberiku kesempatan untuk
menjawab.
Thursday 29 October 2015
3 : Only One, You
Di malam hari yang hangat ini
banyak orang-orang yang pergi keluar rumah untuk mencari hiburan dan
bersenang-senang. Aku bisa melihat orang-orang yang ku kenal disana, mereka
sedang berpacaran atau berjalan santai dan tidak memperhatikanku sama sekali. Karena
tidak menemukan sesuatu yang menarik, aku melanjutkan perjalananku, dan sebuah
tujuan terlintas di kepalaku.
Monday 26 October 2015
2 : When You're Near
Aku merasakan ada sesuatu yang
berat di dadaku bersamaan dengan cahaya masuk ke kamarku melalui celah gorden.
Ku buka sebelah mataku dan ku lihat jam masih menunjukan waktu dimana ini masih
terlalu awal untuk bangun. Tubuh yang berada disampingku bersuara lembut sambil
bergerak mendekatiku, sambil mencari posisi yang nyaman, membuat mataku ingin
mengintip. Wajah Win memperlihatkan kekhawatiran dan kepahitan yang tampak
jelas walaupun dia sedang dalam tidur. Kuperhatikan alisnya, ku gerakkan
tanganku kearahnya dan mebelainya dengan jari jemariku dengan lembut. Sekali
lagi ku peluk dia dan ku dekap dia dengan hangat, hingga Win merasa nyaman dan
akhirnya ia kembali tidur pulas.
1 : Where Are You
“Kau begitu cantik.” Kuselipkan tanganku ke arah
pinggangnya, aku juga memainkan hidungku, menggesekkannya ke arah belakang
telinganya dan menciumnya. Dia sedikit tertawa dan merasa geli, tapi dia tidak
mencoba untuk menghentikanku. Karena tanpa adanya perlawanan, Aku langsung
mencium dengan lembut ke arah bawah lehernya dan aku berputar arah agar aku
bisa menemukan bibirnya yang merah merona. Tangannya yang kecil menggenggam
bahuku dan sekejap nafasnya menjadi berat. “Aku tidak mau sendirian malam
ini”
Subscribe to:
Posts (Atom)